Sabtu, 22 Mei 2010

Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar (faktor sekolah)

Faktor sekolah
Faktor sekolah merupakan faktor yang turut andil dalam membantu proses belajar individu. Perguruan tinggi sebagai tempat belajar mahasiswa dapat membantu proses belajar mereka atau sebaliknya. Adapun penunjang akademik yang mempengaruhi proses belajar mahasiswa seperti tenaga pengajar, fasilitas dan media belajar, dan penyelenggaraan perkuliahan yang padat.
1. Peranan tenaga pengajar
   Dalam kegiatan perkuliahan, tenaga pengajar/dosen memiliki peran penting dalam membantu proses belajar mahasiswanya. Dosen sendiri adalah tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi kependidikan yang berkewajiban membawa mahasiswa ke arah tujuan pendidikan nasional.
   Dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi, dosen tidak hanya berperan sebagai pengajar (yang menyampaikan perangkat ilmu pengetahuan kepada para mahasiswa), tetapi juga sekaligus bertindak sebagai pembimbing, yaitu sebagai wali yang membantu mahasiswa mengatasi kesulitan dalam studinya, pribadinya dan pemecahan berbagai masalah lainnya.
   Dalam hal ini, dosen yang tidak mengetahui fungsi dan tanggung jawabnya sebagai tenaga profesional akan bertindak semaunya dan tentunya proses belajar-mengajar yang tidak sehat akan terbentuk.
2. Fasilitas dan media belajar
   Fasilitas seringkali menjadi penghambat dalam proses belajar, fasilitas yang kurang memadai dan tidak/kurang menunjang proses belajar mengajar akan mengurangi minat individu untuk belajar. Fasilitas disini, khususnya untuk kegiatan perkuliahan seperti ruangan belajar yang nyaman, bangku dan meja, perpustakaan serta ruang praktikum, tempat ibadah dan kamar kecil tersedia dengan baik.
   Media belajar seperti buku-buku dan bahan cetakan yang disediakan di perpustakaan tersusun dengan baik dan selalu diperbaharui dan ini kan memberikan semangat kepada mahasiswa untuk selalu belajar.
3. Penyelenggaraan perkuliahan yang padat.
    Banyaknya mata kuliah yang terkumpul pada berapa hari menyebabkan adanya kegiatan kuliah siang dan pagi hari. Keadaan semacam ini besar pengaruhnya terhadap kegiatan studi mahasiswa. Perkuliahan yang seperti ini akan menyebabkan kurangnya konsentrasi, melelahkan, bahkan juga dapat mengganggu kesehatan mahasiswa bersangkutan.
4. Status asal sekolah mahasiswa
    Berkaitan dengan tempat belajar/sekolah, dalam proses belajar di perguruan tinggi, terutama pada semester awal kuliah. Latar belakang status asal sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mahasiswa. Pengalaman dan pengetahuan yang mereka dapatkan sebelum memasuki perguruan tinggi dapat membantu proses belajar mereka. Hal ini pun diungkapkan oleh Oemar Hamalik, bahwa perilaku awal (entry behavior) seperti, bakat, pengalaman, minat dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya turut menentukan hasil belajar seorang siswa.
    Status asal sekolah merupakan keadaan asal sekolah individu yang belajar. Keadaan asal sekolah individu yang belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu individu yang berstatus asal sekolah negeri dan individu yang berstatus sekolah swasta.
    Sekolah negeri merupakan sekolah yang masih mendominasi dunia pendidikan Indonesia. Sekolah umum dikatakan negeri karena dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. Sekolah ini mendapatkan subsidi (bantuan) sepenuhnya dari pemerintah. Sehingga segala sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar dipenuhi oleh pemerintah.
Sekolah swasta merupakan sekolah yang dirintis oleh masyarakat atau personal tertentu, sehingga segala sarana dan prasarana kegiatan belajar disesuaikan dengan kemampuan perintis atau personal tertentu.
    Perbedaan dari keduanya adalah kepemiliikannya, oleh karena itu secara umum biaya di sekolah swasta sedikit mahal, karena sekolah swasta tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Pendapatan mereka berasal dari uang yang dibayarkan siswa-siswa.
    Adapun perbedaan lainnya yang mengambarkan kedua status asal sekolah tersebut, seperti:
1. Sekolah Negeri
  • Secara umum memperoleh input siswa dengan prestasi hasil ujian pada jenjang pendidikan sebelumnya lebih baik dan rata-rata siswa memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi terutama karena faktor lingkungan.
  • Secara umum kondisi sosial ekonomi dan akademik maupun fasilitas belajar dari orang tua relatif lebih baik.
  • Keberadaan tenaga kependidikan rata-rata lebih stabil dan tingkat kompetensi maupun kesejahteraan yang lebih baik.
  • Fasilitas pembelajaran relatif lebih baik dan lebih berkembang
2. Sekolah Swasta
  • Input siswa dengan nilai rata-rata ujian akhir maupun prestasi berada di bawah siswa yang masuk sekolah negeri maupun swasta tertentu itupun untuk memperoleh siswa sesuai dengan daya tampung, kondisi sekarang cukup berat.
  • Secara umum daya dukung sosial ekonomi, akademik dan fasilitas belajar dari orang tua kurang memadai.
  • Fasilitas pembelajaran di sekolah juga kurang memadai, bahkan bisa dikatakan kurang layak.
  • Keberadaan tenaga pendidikan baik dari segi kompetensi, stabilitas, kesejahteraan masih cukup memprihatinkan.
          Sekolah negeri dan swasta sendiri dapat diklasifikasi lagi, bahwa ada sekolah beragama dan sekolah umum. Sekolah agama sendiri merupakan sekolah yang memprioritaskan pengetahuan agama yang harus dimiliki siswanya lebih dalam, ini terlihat dari intensitas pelajaran agama yang dimiliki sekolah negeri atau swasta lebih banyak ketimbang sekolah umum. Kemudian siswa yang belajar di dalamnya memiliki status agama yang sama.
         Dan sekolah umum sendiri merupakan sekolah yang tidak memperioritaskan pelajaran agama ini terlihat dari intensitas pelajaran agamanya lebih sedikit daripada sekolah agama. Dalam sekolah umum ini dapat dijumpai siswa dengan latar agama yang berbeda.
         Dari kedua hal perbedaan di atas maka ditengarai terdapat perbedaan prestasi akademik tingkat pertama antara mahasiswa yang berstatus asal sekolah swasta dengan mahasiswa yang berstatus sekolah negeri.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com