Sabtu, 29 Mei 2010
Minggu, 23 Mei 2010
Nasehat Imam Al Ghazali
Ada empat hal yang menguatkan badan: memakan daging, mencium bau-bauan, memperbanyak mandi dari yang bukan bersetubuh dan memakai kain katun.
Ada pula empat hal yang melemahkan badan: banyak bersetubuh, banyak berduka cita, banyak minum air tanpa makan sesuatu dan terlalu banyak makan yang masam.
Empat hal yang menguatkan penglihatan: duduk kearah kiblat, bercelak ketika tidur, memandang pada yang hijau dan membersihkan pakaian.
Tapi ada empat pula yang melemahkan penglihatan: memandang pada yang jijik, memandang pada yang dipancung, memandang kemaluan wanita dan duduk membelakangi kiblat.
Tidur pun ada empat macam: tidur di atas kuduk, yaitu tidur para Nabi ayang mana mereka itu bertafakkur tentang kejadian langit dan bumi; tidur di atas lambung kanan, yaitu tidur para ulamam dan ‘abid (ahli ibadah); tidur di atas lambung kiri, yaitu tidur raja-raja, untuk menghancurkan makanan yang mereka makan; dan terakhir tidur menelungkup, yaitu tidurnya setan-setan.
Ada empat hal yang akan menambah kecerdasan akal: meninggalkan perkataan yang tidak perlu, bersugi, duduk-duduk dengan orang saleh dan dengan para ulama.
Lalu ada empat hal yang yang termasuk ibadat: tidak melangkah dengan suatu langkah melainkan dengan berwudhu lebih dahulu, memperbanyak sujud (shalat), membiasakan diri di masjid dan terakhir memperbanyak baca al Qur’an
Sampel Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MTs………
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : VII / Ganjil
Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 3. Memahami biografi dan kebijakan khalifah Abdul Malik bin Marwan
Kompetensi Dasar : 3.1 Menjelaskan biografi khalifah Abdul Malik bin Marwan
3.2 Mengidentifikasi upaya-upaya dan jasa-jasa Abdul Malik bin Marwan
Indikator : 3.1.1 Siswa dapat menceritakan biografi khalifah Abdul Malik bin Marwan
3.1.2 Siswa dapat menjelaskan upaya-upaya khalifah Abdul Malik bin Marwan
3.1.3 Siswa dapat menyebutkan jasa-jasa khalifah Abdul Malik bin Marwan
I. Materi pokok : Khalifah Abdul Malik bin Marwan
II. Metode Pengajaran : Ceramah, tanya jawab, dan penugasan
III. Langkah-langkah :
a. Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam lalu bersama siswa berdo’a, kemudian dilanjutkan dengan absensi, appersepsi, pretes, penyampaian kompetensi yang harus dicapai siswa setelah pembelajaran, dan motivasi sampai siswa benar-benar siap belajar.
b. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan materi pokok dan menuliskannya di papan tulis. Kondisi siswa menyimak penjelasan materi.
2. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya dan mencatat materi yang telah dijelaskan.
3. Siswa membaca hasil catatannya. Setelah itu guru melakukan tanya jawab secara lisan kepada siswa.
4. Guru memberikan tugas/latihan tertulis mengenai materi yang telah dijelaskan.
c. Penutup
1. Guru memberikan saran-saran dan menambahkan penjelasan siswa.
2. Guru dan Murid sama-sama melafadzkan Alhamdalah.
IV. Alat dan sumber belajar
a. Buku pelajaran SKI
b. Sumber-sumber yang relevan.
V. Penilaian
a. Tes tertulis
1. Antara tahun berapa Abdul Malik bin Marwan berkuasa di dinasti Ummayah?
2. Sebutkan nama lengkap Abdul Malik bin Marwan?
3. Sebutkan tiga usaha-usaha Abdul Malik bin Marwan ketika berkuasa sebagai dinasti Ummayah?
4. Sebutkan tiga Jasa-jasa Abdul Malik bin Marwan ketika berkuasa sebagai khalifah dinasti ummayah?
5. Apa fungsi Mahkamah Agung yang dibentuk oleh Abdul Malik bin Marwan?
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran,
Guru Pamong PPLII
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar (faktor masyarakat)
Faktor Masyarakat
Dinamika yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat bisa mendorong dan mengganggu kelancaran proses studi mahasiswa dan ini erat hubungannya dengan diri mahasiswa itu sendiri, antara lain:
1. Wilayah asal sekolah
Keberadaan asal sekolah mahasiswa merupakan lingkungan tempat seseorang bersekolah sebelum melaksanakan kegiatan belajar di perguruan tinggi. Wilayah/ lingkungan asal sekolah seorang mahasiswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua tempat, yaitu desa dan kota.
Bentuk kehidupan di desa dan di kota memiliki andil dalam proses belajar seseorang. Ini ditekankan oleh Slameto bahwa masyarakat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap belajar. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat tersebut. Kegiatan siswa dalam suatu masyarakat dapat memberikan untung terhadap perkembangan pribadinya atau sebaliknya.
Dari lingkungan asal sekolah mahasiswa yang terdiri dari desa dan kota, maka berikut perbedaan keduanya berikut masyarakat yang ada di dalamnya:
a. Masyarakat Desa
Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang berada di desa. Sedangkan Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh jumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ciri-ciri dari masyarakat pedesaaan:
Menurut Soerjono Soekanto ciri-ciri masyarakat pedesaaan ialah sebagai berikut:
- Warga masyarakat pedesaan memiliki kekerabatan yang kuat, umumnya berasal dari satu keturunan.
- Corak kehidupan bersifat gemeinschaft, yaitu didikat oleh sistem kekeluargaan yang kuat.
- Masyarakat desa bersifat fellow to face group, artinya antara penduduk yang satu dan yang lainnya saling mengenal.
- Masyarakat pedesaan pada umumnya hidup dari sektor pertanian dan perkebunan.
- Sifat gotong royong masih tertanam kuat.
- Ketua kampung memegang peranan yang cukup penting dalam masyarakat.
- Masyarakat desa pada umumnya masih memegang norma agama secara kuat.
Ahli lain mengemukakan bahwa masyarakat desa bersifat fatalisme, yaitu rendahnya wawasan pikiran masyarakat desa untuk menanggapi atau merencanakan masa depan mereka.
Ditinjau dari segi pendidikan dan teknologi. Pendidikan tentu berpengaruh banyak pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang umumnya berpendidikan tinggi akan lebih sejahtera, sebab mereka lebih tahu bagaimana mencari jalan keluar dari masalah-masalah seputar kehidupan dengan lebih baik daripada orang-orang yang tidak berpendidikan setinggi mereka.
Di desa, pada umumnya tingkat pendidikannya hanya sampai SMA. Adapun mereka yang berasal dari desa yang telah melanjutkan pendidikannya sampai ke universitas (sarjana), kebanyakan tidak kembali ke desanya, dan tidak mengusahakan suatu pengembangan bagi desanya.
Kemudian dari segi teknologi, pada masyarakat pedesaan teknologi yang ada masih sangat tradisional. Semua pekerjaan dalam kehidupan masyarakat dilakukan dengan sarana dan prasarana apa adanya.
b. Masyarakat kota
Banyak ahli mendefinisikan masyarakat kota seperti Yadi Ruyadi dalam bukunya yang berjudul Memahami Sosiologi. Ia mendefinisikan masyarakat kota sebagai kelompok penduduk yang anggotanya sangat heterogen, terdiri dari berbagai lapisan atau tingkatan masyarakat dengan tingkatan pendidikan, status sosial ekonomi, dan daerah asal atau kampung halaman yang berbeda. Lebih jelasnya ia memberikan ciri-ciri masyarakat yang tinggal di perkotaan sebagai berikut:
- Adanya heterogenitas sosial, yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sangat beraneka ragam.
- Sikap hidup penduduk bersifat egois dan individualistik.
- Hubungan sosial bersifat gesselschaft, artinya bahwa hubungan sosial ini tidak didasarkan pada sifat kekeluargaan atau gotong royong, tetapi lebih didasarkan pada hubungan fungsional.
- Norma-norma keagamaan tidak begitu ketat.
- Pandangan masyarakat kota lebih rasional dibandingkan masyarakat desa. Hal ini karena ilmu pengetahuan dan teknologi di daerah perkotaan lebih cepat diterima oleh masyarakat.
Kemudian secara sederhana Astim Riyanto menyimpulkan ciri-ciri masyarakat kota sebagai masyarakat yang lebih menekankan pada pikiran (rasional) daripada perasaan. Lalu masyarakat kota relatif terbuka pada perubahan dan pembaharuan, baik yang dating dari dalam maupun dari luar negeri. Oleh karena itu masyarakat kota lebih dinamis dan cepat pertumbuhan dan perkembangannya.
Ditinjau dari segi pendidikan, di kota terdapat banyak pusat pendidikan, universitas, pusat-pusat penelitian yang dapat meningkatkan pengembangan kota tersebut. Masyarakat kota pun umumnya berpendidikan tinggi (minimal SMA) dan memiliki potensi SDM yang lebih baik. Mereka dapat mengusahakan suatu bidang usaha menjadi lebih optimal hasilnya. Kemudian dari segi teknologi, pada masyarakat kota banyak dijumpai teknologi dari mulai yang rendah sampai pada teknologi yang canggih. Jenis dan jangkauan teknologinya bervariasi.
Dari perbedaan yang telah diterangkan di atas bahwa jelaslah lingkungan kehidupan di desa berbeda dengan kehidupan di kota. Slameto mengungkapkan bahwa kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap belajarnya. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, serta akses informasi dan teknologi yang kurang memadai di lingkungan tersebut tentu menghasilkan pribadi siswa yang bebeda dengan kondisi masyarakat yang heterogen (menerima perbedaan dan perubahan) dan dimudahkan dengan akses informasi dan teknologi yang bervariasi serta lingkungan pendidikan yang memadai.
2. Pergaulan dengan lawan jenis
Pada prinsipnya tidak ada halangan bagi mahasiswa untuk berhubungan dan mengadakan pergulan dengan lawan jenis selama dalam batas normal. Pergaulan dengan lawan jenis sendiri dapat berdampak positif, seperti pemberian dukungan dan motivasi belajar sesama lawan jenis, tapi bisa juga sebaliknya. Pergaulan dapat menimbulkan berbagai masalah ketika terjadi ketidakharmonisan dalam hubungan. Bahkan, sampai terjadi pertengkaran dan permusuhan dan hal itu akan berdampak pada kemunduran belajar mahasiswa yang bersangkutan.
3. Bekerja sambil kuliah
Bekerja sambil kuliah bukanlah hal yang dilarang, selama mahasiswa yang bersangkutan dapat belajar dan mencapi hasil yang baik. Bahkan bekerja dapat mendukung proses belajarnya jika sesuai dengan tujuannya dalam proses belajar.
Bekerja sambil kuliah dapat menunjang akademik mahasiswa yang bersangkutan, jika pekerjaan yang dilakoni sesuai dengan tujuan akademiknya diperguruan tinggi. Akan tetapi tentunya tujuan dan niat mahasiswa untuk bekerja berbeda-beda. Ada mahasiswa yang bekerja dengan tujuan untuk menunjang kegiatan akademiknya, ada yang berniat untuk menambah pemasukan dan ada yang ingin meringankan beban biaya yang ditanggung oleh orang tuanya.
Tidak hanya memberikan dampak positif, seringkali bekerja sambil belajar bisa menjadi penghambat dalam belajar. Pekerjaan/tugas di dalam bekerja yang banyak akan berdampak pada kurang fokusnya mahasiswa dalam belajar serta kelelahan pun seringkali menyerang mahasiswa yang kuliah sambil belajar dan berdampak pada kemalasan dan kejenuhan.
Slameto mengungkapkan bahwa untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian dengan bahan yang dipelajarinya. Kemudian menurutnya juga, bahwa faktor kelelahan dapat mempengaruhi belajar seseorang. Seyogianya mahasiswa menghindari jangan sampai terjadi kelelahan.
4. Aktif berorganisasi
Dalam proses belajar di perguruan tinggi, terutama pada masa awal perkuliahan, mahasiswa dikenalkan dan diberikan kesempatan untuk mengikuti berbagai aktivitas/kegiatan yang dapat mengembangkan kepribadiannya, bakat serta kemampuan di berbagai bidang di luar bidang akademik. Seperti mengikuti organisasi yang ada di kampus, baik intra maupun ekstra. Kemudian kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler atau yang dikenal dengan UKM (unit kegiatan mahasiswa) yang dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan mahasiswa tersebut.
Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan lintas-kampus.
Aktif berorganisasi dapat membantu perkembangan individu mahasiswa menjadi lebih baik, karena banyak pelajaran/hal penting yang dapat mahasiswa dapatkan jika aktif dalam berorganisasi. Akan tetapi terlalu banyak berorganisasi dan melakukan berbagai kegiatan baik di kampus atau di masyarakat terkadang memberikan keasyikan tersendiri, sehingga mahasiswa yang bersangkutan lupa akan tujuan utamanya, yaitu belajar. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya absen kuliah dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan dosen karena berorganisasi tentu hal tersebut memperburuk prestasinya dalam belajar.
Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa terlalu banyak berorganisasi adalah kurang baik dalam arti akan menyebabkan kelalaian dalam belajar dalam hal ini keaktifan berorganisasi menjadi penghambat bagi studi mahasiswa.
Selama mahasiswa dapat mengatur waktu dengan baik serta dapat menyeimbangkan dan mengetahui hal yang prioritas dan tidak, tentu berorganisasi dapat menjadi salah satu faktor penunjang dalam mencapai prestasi belajar.
5. Lingkungan belajar yang kurang mendukung.
Lingkungan belajar yang mendukung dan kondusif, seperti masyarakat yang baik serta kawan-kawan yang saling memotivasi dalam belajar akan berdampak pada proses belajar yang baik pula. Dan sebaliknya, lingkungan yang tidak kondusif seperti gaduh, kacau dan banyak maksiat, akan mengganggu konsentrasi belajar.
Lingkungan belajar erat kaitannya dengan kediamanan/domisili mahasiswa ketika melaksanakan proses kegiatan belajar di perguruan tinggi. Secara umum mahasiswa banyak yang memilih kost sebagai tempat kediamanannya selama belajar di perguruan tinggi, tetapi ada juga yang memilih untuk tinggal bersama kedua orang tuanya atau sanak keluarganya.
Kost sebagai tempat tinggal merupakan pilihan bagi banyak mahasiswa yang berasal dari daerah. Kost sendiri biasanya tidak terlalu jauh dari perguruan tinggi tempat mahasiswa belajar. Dan kost pun berfungsi sebagai tempat singgah dan belajar bagi seorang mahasiswa.
Ketika mahasiswa memilih untuk mengekost itu berarti mahasiswa memulai kehidupannya untuk mandiri. Di sini mahasiswa dituntut untuk memenuhi dan melaksanakan kehidupannya dengan sendiri dan tanpa bantuan orang tuanya secara fisik. Kehidupan mahasiswa yang kost penuh dengan dinamika, terutama pada awal kuliah, mahasiswa kost dituntut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi ini dengan cara mengenal baik kondisi lingkungan di sekitarnya. Kondisi lingkungan kost hendaknya tenang dan jauh dari rangsangan-rangsangan pengganggu yang merusak konsentrasi belajar.
Kemudian mahasiswa kost dituntut untuk memenuhi kebutuhannya dengan sendiri, seperti memasak, mencuci, bersih-bersih dan merencanakan segala sesuatu seperti perencanaan keuangan, belajar serta penyediaan alat-alat belajar dan lain-lain. Kehidupan mahasiswa kost yang penuh dengan keterbatasan dan dinamika akan banyak mengganggu konsentrasi mahasiswa dalam proses belajarnya di perguruan tinggi dan berlanjut pada pencapaian prestasi yang kurang memuaskan.
Menurut Slameto Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang yang mengalami kesulitan berkonsentarasi, jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu dan sia-sia. Seseorang yang sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dikarenakan keadaan lingkungan (bising, semerawut, cuaca buruk dan lain-lain), pikiran kacau dengan banyak urusan dan masalah-masalah.
Berbeda halnya dengan kehidupan mahasiswa yang memilih tinggal bersama kedua orang tuanya dan sanak keluargannya. Mahasiswa yang dalam hal ini tinggal bersama dengan orang tuanya akan lebih ringan kehidupannya, karena mahasiswa yang bersangkutan tidak harus mengurusi hal-hal seperti mencuci, memasak dan bersih-bersih, dalam artian mahasiswa mendapatkan dukungan keluarga secara fisik, sehingga yang bersangkutan lebih dapat konsentrasi dengan belajarnya. Kemudian mahasiswa yang tinggal bersama orang tua tidak perlu khawatir jika membutuhkan biaya-biaya tak terduga dalam kegiatan belajarnya di perguruan tinggi.
Sejarah Singkat IAIN Raden Fatah Palembang
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang. IAIN Raden Fatah Palembang berdiri berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 1964 Tanggal 22 Oktober 1964. Acara peresmian pembukaan dilaksanakan pada tanggal 13 Nopember 1964 di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Propinsi Sumatera Selatan.
Berdirinya IAIN Raden Fatah erat kaitanya dengan keberadaan lembaga-lembaga pendidikan tinggi agama Islam yang ada di Sumatera Selatan dan dengan IAIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta serta IAIN Syarif Hidayatullah di Jakarta. IAIN Raden Fatah merupakan gabungan dari lembaga-lembaga pendidikan tinggi agama Islam yang sudah ada. Pertama, Fakultas Hukum Islam dan Pengetahuan Masyarakat yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Islam Sumatera Selatan (Akte Notaris No. 49 Tanggal 16 Juli 1958). Pada tanggal 25 Mei 1961 Fakultas ini ditingkatkan statusnya menjadi fakultas negeri dengan nama fakultas Syari’ah IAIN Palembang sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga dan sejak tanggal 1 Agustus 1963 Fakultas Syari’ah tersebut dialihkan menjadi fakultas cabang IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kedua, Fakultas Tarbiyah yang didirikan oleh Yayasan Taqwa Sumatera Selatan. Pada tahun1963 fakultas ini ditingkatkan statusnya menjadi fakultas negeri dengan nama fakultas Tarbiyah IAIN berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 86 Tahun 1964 20 Oktober 1964. ketiga, Fakultas Syari’ah Jambi juga ditingkatkan statusnya menjadi fakultas negeri dengan nama Fakultas Syari’ah IAIN berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 86 Tahun 1964 tanggal 20 Oktober 1964 sebagai fakultas cabang IAIN Raden Fatah. Keempat,Fakultas Tarbiyah di Tanjung Karang yang dinegerikan menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN sebagai fakultas cabang IAIN Raden Fatah. Kelima, Fakultas Ushuludin yang dinegerikan berinduk ke IAIN Raden Fatah.
Fakultas-fakultas agama swasta tersebut yang ditingkatkan statusnya menjadi fakultas negeri menjadi cikal bakal dan modal bagi berdirinya IAIN Raden Fatah yang pembukaannya diresmikan oleh Menteri Agama, Prof. K.H. Syaifuddin Zuhri, pada tanggal 13 Nopember 1964.
Dalam perkembangan berikutnya, Fakultas Syari’ah di Jambi sebagai fakultas cabang IAIN Raden Fatah, ditingkatkan statusnya menjadi IAIN Sultan Thaha Syaifuddin pada tanggal 27 Juli 1967. Kemudian pada tanggal 27 Juli 1967. Kemudian pada tanggal 27 Oktober 1968 Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah cabang Tanjung Karang juga ditingkatkan statusnya menjadi IAIN Raden Intan.
Pada tahap berikutnya, diupayakan pula peningkatan status fakultas cabang yang ada, yaitu pada tahun 1968 Fakultas Ushuludin Lahat dan Fakultas Ushuludin Palembang menjadi Fakultas Syari’ah di Bengkulu dialihkan statusnya menjadi fakultas negeriyang berinduk ke IAIN Raden Fatah. Kemudian pada tahun 1975 Fakultas Ushuludin IAIN Raden Fatah di Lahat diintegrassikan dengan Fakultas Ushuludin IAIN Raden Fatah Palembang.
Dengan demikian sejak tahun 1975 IAIN Raden Fatah memiliki tiga fakultas di Palembang, yaitu Fakultas Syari’ah, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Ushuludin dan dua fakultas di Bengkulu, yaitu Fakultas Ushuludin di Curup dan Fakultas Syari’ah di kota Bengkulu yang berlangsung sampai dengan tahun 1995. Pada tahun 1995, kelas jauh Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang Jurusan Pendidikan Agama Islam di Bengkulu ditingkatkan statusnya menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah di Bengkulu.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam upaya pengembangan kelembagaan perguruan tinggi agama Islam, maka pada tanggal 30 Juni 1997, Fakultas Ushuludin IAIN Raden Fatah Curup serta Fakultas Syari’ah dan Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah di kota Bengkulu ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), yaitu STAIN Curup dan STAIN Bengkulu, masing-masing dipimpin oleh seorang ketua dan otomatis memisahkan diri dari IAIN Raden Fatah.
Dalam perkembangan berikutnya IAIN Raden Fatah membuka dua fakultas, yaitu Fakultas Adab (Sastra dan Budaya) dan Fakultas Dakwah, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 103 Tahun 1998 tanggal 27 Februari 1998. Cikal Bakal Fakultas Adab dimulai dari pembukaan dan penerimaan mahasiswa Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Arab dan Prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam pada tahun akademik 1995/1996 pada Fakultas Tarbiyah. Demikian pula cikal bakal Fakultas Dakwah dimulai dari pembukaan dan penerimaan mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam serta Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam pada tahun akademik 1995/1996 pada Fakultas Ushuludin.
Sejak berdiri dan diresmikan pada tanggal 13 Nopember 1964 IAIN Raden Fatah telah mengalami beberapa kali pergantian pimpinan. Secara periodik dari tahun 1964 sampai dengan sekarang, Rektor IAIN Raden Fatah adalah sebagai berikut:
1. Prof. K.H. Ibrahim Hoesen, LMI, tahun 1964-1965.
2. K.H. Ahmad Sajari, tahun 1965-1966.
3. Brigjen. H. Abu Yazid Bustami, tahun 1966-1967.
4. K.H. Zainal Abidin Fikri, tahun 1967-1972
5. H. Isa Sarul, MA, tahun 1972-1975.
6. Brigjen H. Asnawi Mangku Alam (care taker Rektor), tahun 1975.
7. Prof. H. Zainal Abidin, tahun 1976-1984.
8. Drs. Usman Said, tahun 1984-1994.
9. Prof. Dr. H. Jalaluddin, tahun 1994-1998.
10. Prof. Dr. H. Jalaluddin, tahun 1998-2003.
11. Prof. Dr. H. J. Suyuthi Pulungan, MA, tahun 2003-2007
12. Prof. Dr. H. Aflatun Muchtar, MA, tahun 2007-sekarang.
Sabtu, 22 Mei 2010
Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar (faktor sekolah)
Faktor sekolah
Faktor sekolah merupakan faktor yang turut andil dalam membantu proses belajar individu. Perguruan tinggi sebagai tempat belajar mahasiswa dapat membantu proses belajar mereka atau sebaliknya. Adapun penunjang akademik yang mempengaruhi proses belajar mahasiswa seperti tenaga pengajar, fasilitas dan media belajar, dan penyelenggaraan perkuliahan yang padat.
1. Peranan tenaga pengajar
Dalam kegiatan perkuliahan, tenaga pengajar/dosen memiliki peran penting dalam membantu proses belajar mahasiswanya. Dosen sendiri adalah tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi kependidikan yang berkewajiban membawa mahasiswa ke arah tujuan pendidikan nasional.
Dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi, dosen tidak hanya berperan sebagai pengajar (yang menyampaikan perangkat ilmu pengetahuan kepada para mahasiswa), tetapi juga sekaligus bertindak sebagai pembimbing, yaitu sebagai wali yang membantu mahasiswa mengatasi kesulitan dalam studinya, pribadinya dan pemecahan berbagai masalah lainnya.
Dalam hal ini, dosen yang tidak mengetahui fungsi dan tanggung jawabnya sebagai tenaga profesional akan bertindak semaunya dan tentunya proses belajar-mengajar yang tidak sehat akan terbentuk.
2. Fasilitas dan media belajar
Fasilitas seringkali menjadi penghambat dalam proses belajar, fasilitas yang kurang memadai dan tidak/kurang menunjang proses belajar mengajar akan mengurangi minat individu untuk belajar. Fasilitas disini, khususnya untuk kegiatan perkuliahan seperti ruangan belajar yang nyaman, bangku dan meja, perpustakaan serta ruang praktikum, tempat ibadah dan kamar kecil tersedia dengan baik.
Media belajar seperti buku-buku dan bahan cetakan yang disediakan di perpustakaan tersusun dengan baik dan selalu diperbaharui dan ini kan memberikan semangat kepada mahasiswa untuk selalu belajar.
3. Penyelenggaraan perkuliahan yang padat.
Banyaknya mata kuliah yang terkumpul pada berapa hari menyebabkan adanya kegiatan kuliah siang dan pagi hari. Keadaan semacam ini besar pengaruhnya terhadap kegiatan studi mahasiswa. Perkuliahan yang seperti ini akan menyebabkan kurangnya konsentrasi, melelahkan, bahkan juga dapat mengganggu kesehatan mahasiswa bersangkutan.
4. Status asal sekolah mahasiswa
Berkaitan dengan tempat belajar/sekolah, dalam proses belajar di perguruan tinggi, terutama pada semester awal kuliah. Latar belakang status asal sekolah dapat mempengaruhi proses belajar mahasiswa. Pengalaman dan pengetahuan yang mereka dapatkan sebelum memasuki perguruan tinggi dapat membantu proses belajar mereka. Hal ini pun diungkapkan oleh Oemar Hamalik, bahwa perilaku awal (entry behavior) seperti, bakat, pengalaman, minat dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya turut menentukan hasil belajar seorang siswa.
Status asal sekolah merupakan keadaan asal sekolah individu yang belajar. Keadaan asal sekolah individu yang belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu individu yang berstatus asal sekolah negeri dan individu yang berstatus sekolah swasta.
Sekolah negeri merupakan sekolah yang masih mendominasi dunia pendidikan Indonesia. Sekolah umum dikatakan negeri karena dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. Sekolah ini mendapatkan subsidi (bantuan) sepenuhnya dari pemerintah. Sehingga segala sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar dipenuhi oleh pemerintah.
Sekolah swasta merupakan sekolah yang dirintis oleh masyarakat atau personal tertentu, sehingga segala sarana dan prasarana kegiatan belajar disesuaikan dengan kemampuan perintis atau personal tertentu.
Perbedaan dari keduanya adalah kepemiliikannya, oleh karena itu secara umum biaya di sekolah swasta sedikit mahal, karena sekolah swasta tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Pendapatan mereka berasal dari uang yang dibayarkan siswa-siswa.
Adapun perbedaan lainnya yang mengambarkan kedua status asal sekolah tersebut, seperti:
1. Sekolah Negeri
- Secara umum memperoleh input siswa dengan prestasi hasil ujian pada jenjang pendidikan sebelumnya lebih baik dan rata-rata siswa memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi terutama karena faktor lingkungan.
- Secara umum kondisi sosial ekonomi dan akademik maupun fasilitas belajar dari orang tua relatif lebih baik.
- Keberadaan tenaga kependidikan rata-rata lebih stabil dan tingkat kompetensi maupun kesejahteraan yang lebih baik.
- Fasilitas pembelajaran relatif lebih baik dan lebih berkembang
2. Sekolah Swasta
- Input siswa dengan nilai rata-rata ujian akhir maupun prestasi berada di bawah siswa yang masuk sekolah negeri maupun swasta tertentu itupun untuk memperoleh siswa sesuai dengan daya tampung, kondisi sekarang cukup berat.
- Secara umum daya dukung sosial ekonomi, akademik dan fasilitas belajar dari orang tua kurang memadai.
- Fasilitas pembelajaran di sekolah juga kurang memadai, bahkan bisa dikatakan kurang layak.
- Keberadaan tenaga pendidikan baik dari segi kompetensi, stabilitas, kesejahteraan masih cukup memprihatinkan.
Sekolah negeri dan swasta sendiri dapat diklasifikasi lagi, bahwa ada sekolah beragama dan sekolah umum. Sekolah agama sendiri merupakan sekolah yang memprioritaskan pengetahuan agama yang harus dimiliki siswanya lebih dalam, ini terlihat dari intensitas pelajaran agama yang dimiliki sekolah negeri atau swasta lebih banyak ketimbang sekolah umum. Kemudian siswa yang belajar di dalamnya memiliki status agama yang sama.
Dan sekolah umum sendiri merupakan sekolah yang tidak memperioritaskan pelajaran agama ini terlihat dari intensitas pelajaran agamanya lebih sedikit daripada sekolah agama. Dalam sekolah umum ini dapat dijumpai siswa dengan latar agama yang berbeda.
Dari kedua hal perbedaan di atas maka ditengarai terdapat perbedaan prestasi akademik tingkat pertama antara mahasiswa yang berstatus asal sekolah swasta dengan mahasiswa yang berstatus sekolah negeri.
Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar (faktor keluarga)
Menurut Slameto faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dibagi menjadi tiga, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Faktor keluarga
Keluarga berperan penting dalam proses belajar seseorang, dalam artian pengaruh keluarga sangatlah besar terhadap pencapaian keberhasilan seseorang di dalam suatu studi. Antara lain faktor yang dapat mempengaruhi belajar seseorang yang timbul dari keluarga seperti berikut ini:
(1) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang memperhatikan pendiidkan anaknya, misalnya acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mau tahu kemajuan-kemajuan anaknya dalam belajar, kesulitan kesulitan yang ia alami dalam belajar dan lain-lain dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.
(2) Suasana rumah
Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada mahasiswa untuk belajar dengan baik. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok dan pertengkaran antara penghuni anggota keluarga atau dengan keluarga lain menyebabkan anak suka keluar rumah yang akibatnya belajarnya menjadi kacau.
Perselisihan, pertengkaran, percekcokkan, tidak ada tanggung jawab bersama antar kedua orang tua akan menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan terhadap diri mahasiswa. Hal semacam ini membuat pikiran mahasiswa tidak mempunyai pendirian dan konsentrasi belajar.
Mahasiswa yang sedang dalam proses studi memerlukan suasana rumah yang nyaman dan kondusif untuk studinya. Dan suasana yang nyaman di rumah seperti rumah yang jauh dari suara-suara bising, keramaian, pertengkaran dan lain-lain yang bisa memecahkan konsentrasi belajar mahasiswa.
(3) Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah, Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan anak yang dialami di sekolah.
Pengertian yang diberikan keluarga terutama orang tua besar sekali peranannya dalam proses studi mahasiswa. Mahasiswa yang sedang dalam proses studi atau pun mereka yang baru memasuki kehidupan belajar di kampus terkadang lemah semangat karena sulitnya memahami dan mempelajari materi-materi kuliah serta banyaknya tugas-tugas kuliah yang diberikan dosen. Tentu pengertian orang tua dan motivasinya amat membantu dan mengurangi beban dan kesulitan yang dialaminya.
(4) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak, anak yang sedang belajar selalu harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar, meja, kursi, penerangan, alat menulis, buku-buku dan lain-lain.
Faktor ekonomi seringkali menjadi ganjalan dalam melaksanakan proses belajar, sehingga ekonomi keluarga yang pas-pasan membuat diri mahasiswa untuk membantu bekerja meningkatkan ekonomi keluarga, tentu bekerja sambil belajar akan banyak menguras tenaga dan pikiran dan dapat berakibat pada kelelahan sehingga fokus belajar pun terpecah dan hasilnya pun kurang baik. Allahu A'lam
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar (Faktor-Internal)
Belajar dalam meraih prestasi terbaik di perguruan tinggi tidaklah mudah, akan tetapi tidak pula dapat dikatan sulit, sehingga semua orang memiliki kesempatan meraih prestasi terbaiknya. Hanya saja setiap seseorang yang berkecimpung di dalam kegiatan belajar akan menghadapi hambatan dan penghalang yang dapat mempengaruhi dan mengalihkan perhatian dari kegiatan belajarnya, lalu akan berimbas pada perolehan prestasi akademiknya.
Ada dua faktor yang menjadi penghambat keberhasilan studi, yaitu:
1. Faktor Internal, merupakan penghambat yang berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. Menurut Slameto faktor intern ini terdiri dari tiga faktor, yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
a. Faktor Jasmaniah
1) Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu atau kurang baik, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemas, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.
2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat disini dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain.
Keadaan tubuh yang cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.
b. Faktor Psikologis
Ada tujuh faktor yang yang termasuk dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, seperti: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
1) Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi baru dengan cepat dan efektif, mengetahui dan menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, seseorang yang memiliki inteligensi yang tinggi akan berhasil daripada yang memiliki inteligensi rendah.
2) Perhatian
“Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada sesuatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai sedikit banyaknya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar”
Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka seorang mahasiswa harus memiki perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatiannya maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak lagi suka belajar.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat didikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.
Minat besar pengaruhnya terhadapa belajar, karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat mahasiswa. Mahasiswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.
1) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Bakat mempengaruhi belajar. Bahan pelajaran/mata kuliah yang diambil sesuai dengan bakatnya maka hasilnya mahasiswa yang bersangkutan akan senang belajar dan giat dalam meraih prestasinya.
2) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif sendiri sebagai daya penggerak dan pendorong.
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat menjadi motif seorang mahasiswa sehinga memiliki perhatian dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang menunjang belajar.
3) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).
4) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar. Karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
a. Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Kelelahan jasmani ditandai dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit berkonsentrasi, seolah otak kehabisan daya untuk bekerja.
Dari uraian ini maka dapatlah dimengerti bahwa kelelahan mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka perlu diusahan agar kondisi tubuh bebas dari kelelahan.
Cara Mendapatkan Buku Gratis dari Kick Andy
Semua dari kita tentunya senang sekali sama yang gratis-gratis, apalagi klo ada buku bermutu yang gratis, paling tidak untuk menambah koleksi buku-buku yang ada di rumah.
Acara Kick Andy yang ditayangkan setiap Jum'at pukul 21.30 WIB di MetroTV, setiap jum'atnya memberikan buku gratis yang berkaitan dengan tema yang diangkat pada malam itu. Untuk mendapatkan buku gratis itu, terlebih dahulu masuk ke website Kick Andy : http://kickandy.com/ maka akan tampil jendela sebagai berikut:
kemudian untuk mengikuti buku gratis yang disediakan di kick Andy, Anda perlu menjadi Andy's Fan dengan melakukan registrasi pada sisi kanan atas beranda Kick Andy atau Anda langsung dapat melakukan registrasi melalui link ini: http://kickandy.com/kickandyfans/files/signup.php. Setelah melakukan registrasi dan Anda telah menjadi member di Kick Andy. Anda dapat langsung daftar buku gratis yang disediakan dengan mengisi formulir identitas yang disediakan dengan lengkap. Jangan Ragu untuk Mencoba...Buruaaan Mumpung masih ada yang gratis...tis..tis.. Penulis telah membuktikan dan BERHASIL...Selamat Mencoba!
Jumat, 21 Mei 2010
Games for Islamic Kids
Carilah kata-kata di bawah ini dengan tepat, di dalam kotak huruf yang telah disediakan!
1. Muhammad
2. Abdullah
4. Khodijah
5. Abu Thalib
6. Abdul Muthalib
7. Fatimah
8. Ali
9. Umi kulsum
10. Halimatus Sadiyah
Q | W | E | R | T | Y | U | U | I | O | P | O | Y | F | A | S | F | H | U | L |
Z | X | C | V | M | U | H | A | M | M | A | D | H | J | K | K | L | Q | M | V |
W | E | F | R | T | Y | U | I | O | P | M | A | S | X | Z | V | A | B | I | B |
S | V | A | H | D | N | V | M | T | A | I | C | G | H | R | H | D | N | K | M |
C | D | T | F | G | X | C | N | M | V | N | G | T | Y | U | I | O | P | U | N |
K | Q | I | W | E | R | T | U | I | O | A | B | D | U | L | L | A | H | L | X |
H | Q | M | A | S | D | F | G | H | I | H | K | L | M | N | B | V | C | S | Z |
O | T | A | B | D | U | L | M | U | T | H | A | L | I | B | Y | B | N | U | E |
D | S | H | Z | X | C | V | B | N | M | D | J | A | G | K | L | B | U | M | Y |
I | Q | W | E | R | T | Y | U | I | O | P | L | K | J | H | G | F | D | A | J |
J | A | F | C | L | D | O | P | B | C | Z | O | P | A | S | X | V | N | M | K |
A | B | U | T | H | A | L | I | B | Q | D | A | L | I | U | R | N | E | S | D |
H | R | F | C | N | L | U | O | W | X | Z | K | L | R | S | A | C | Z | V | G |
R | U | E | M | N | I | Y | R | D | S | B | U | M | J | H | I | O | V | B | H |
T | H | A | L | I | M | A | T | U | S | S | A | D | I | Y | A | H | R | C | N |
N | I | H | U | E | Y | F | D | A | Q | W | E | R | L | K | U | G | P | P | O |